Kamis, 15 September 2011

Buku tentang Bekam Masih Jarang


Kemarin siang saya mengantar Mas Cupi membeli alat-alat bekam di Vintaco, Jl. Pangeran Jayakarta 129 C2. Dia membeli alat bekam seperti yang saya beli sebelumnya, Kang Zhu isi 14 ujung hijau (bisa direbus). Dia juga membeli pena bekam, jarum isi 200, dan alkohol 1 liter. Total harga 270 ribu.
Di Matraman, kami mampir di TB Gramedia. Saya bermaksud mencari buku-buku tentang bekam. Di katalog, saya menemukan hampir 10 judul, tapi yang ada cuma satu judul. Itulah yang saya beli, judulnya Keampuhan Terapi Bekam Warisan Rasulullah Saw, karangan Norman Arief. Harganya 23.900 rupiah. Di buku ini ada gambar-gambar titik-titik bekam untuk penyakit-penyakit tertentu. Ini yang saya butuhkan. Walaupun saya bisa mencarinya di internet, saya membutuhkan buku yang bisa saya bawa setiap kali saya mendapat panggilan bekam.
Di rak buku kesehatan Gramedia, banyak sekali buku-buku tentang pengobatan alternatif. Kebanyakan tentang pijat, akupunktur, herbal, hipnosis, dan macam-macam. Tapi buku tentang bekam sulit dicari. Di Gramedia Matraman pun hanya satu yang saya temukan. Ini menunjukkan bahwa terapi bekam masih belum populer di negeri ini.
Hari sebelumnya saya mencari buku tentang bekam di TM Book Store Lebak Bulus, dan saya tidak menemukan satu pun. Begitu pula di TB Batubara, ketika saya telepon apakah ada buku bekam, dijawab tidak ada.

Fakta ini membuat saya terpikir untuk menulis buku tentang bekam dan mengedukasi masyarakat tentang bekam sebagai terapi kesehatan yang murah dan mujarab.
Kembali ke lanjutan paragraf awal, rupanya alat bekam yang dibeli Mas Cupi langsung ia praktikkan dengan pasien pertama ibunya sendiri. Semalam dia kirim sms, katanya praktik bekam pertamanya sukses. Ia membekam ibunya di bagian kaki, dan katanya kaki sang ibu langsung terasa enak. Hmmh. Alhamdulillah. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar