Selasa, 20 September 2011

The Sunnah of Hijamah (Bagian 2: Praktik


Pada bagian kedua ini, Syekh Muhammad Musa Alu Nasr mempraktikkan bekam sambil memberikan penjelasan di setiap langkahnya. Karena ini praktik, tentu saja melihat video akan memberikan pemahaman lebih baik. Silakan. (Penyunting)



Kita butuh sekali pensterilan dari kuman pada alat ataupun bagian yang kita gunakan (selama proses bekam). Karena bisa jadi orang yang dibekam mengalami penyakit-penyakit yang dapat menular seperti hepatitis, AIDS, dan lainnya. Misalnya ketika selesai membekam satu orang kemudian membekam orang lain lagi, maka terkadang penyakit itu dapat berpindah dari orang yang sakit ke orang yang sehat.
Sekarang kita tancapkan gelas bekam. Ini adalah alat penghisap untuk menyedot udara. Kita letakkan alat bekam di tempat kahil, ucapkan bismillah. Disedot sampai gelas bekam kokoh berada di daerah yang dibekam. Kemudian kita tunggu kira-kira lima menit, sampai memudahkan kita untuk melakukan penyayatan. Lihatlah gelas telah kokoh tertancap, menarik kulit ke dalam gelas bekam karena ada tekanan hampa udara. Sekarang darah telah terhimpun di daerah bawah gelas bekam.

Ini adalah pisau bedah steril, namun saya lebih sering memakai alat pencukur/silet karena bekas sayatannya lebih kecil di badan. Silet cukur ini mata siletnya tipis. Sementara pisau bedah kedokteran menimbulkan bekas yang tidak dapat hilang. Silet cukur ini tidak meninggalkan bekas sayatan karena tipis, kecil, dan tidak tebal. Namun tetap wajib bagi kita untuk mensterilkan silet cukur ini terlebih dahulu. Tidak boleh kita gunakan sebelum disterilkan. Silet ini pada asalnya sudah steril, namun tetap harus disterilkan. Kita bisa menaruhnya di cawan berisi alkohol. Kemudian silet dibersihkan sisa celupannya dengan tisu/kapas yang steril juga.
Biasanya saya menggunakan empat ujung mata silet cukur. Saya gunakan satu ujung saja kemudian apabila sudah dipakai sekali maka ganti memakai ujung yang kedua, ketiga, kemudian keempat setelah itu kita buang. Untuk setiap kali bekam hanya digunakan satu silet, dan tidak menggunakan silet yang sama untuk lebih dari satu kali pembekaman (hanya satu silet untuk satu pasien). Hal itu untuk mencegah tertularnya penyakit.
Sekarang kita copot gelas bekam, tarik ujungnya untuk mengosongkan tekanan udara (lihat video, editor). Kemudian kita bersiap-siap mengeluarkan darah di daerah yang dibekam. Sayatan (sambil mengucapkan bismillah) harus kecil dan tipis serta dilakukan dengan cepat. Tidak boleh membuat sayatan yang dalam dan dengan jumlah yang banyak. Maka di daerah yang dibekam telah keluar darah.
Sekarang kita sedot sekali lagi dengan meletakkan gelas bekam pada daerah yang telah disayat (tempat yang sama dengan sebelumnya), dan kita menyedotnya (sambil mengucapkan bismillah). Kita perhatikan bahwa daerah keluar pada daerah yang ada di dalam gelas bekam, dan akan memenuhi gelas. Setelah itu tunggu beberapa saat sampai darah keluar. Darah tersebut keluar dari daerah yang disayat memenuhi gelas disebabkan adanya tekanan udara. Kita kosongkan gelas, kita buang darahnya, kemudian diulangi proses sebelumnya sekali lagi. Kita sedot dengan gelas sampai darah hampir memenuhi gelas atau tidak mengalir lagi. Sedotan sekurang-kurangnya dilakukan tiga kali, dan maksimal tujuh kali sedotan. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa mengalirkan darah ini, maka tidak ada mudarat baginya untuk mengobati sesuatu dengan sesuatu.” (HSR Abu Dawud).
Ihraq di dalam bahasa Arab artinya mengeluarkan/mengalirkan darah yang banyak. Oleh karena itu praktik pengobatan bekam tidaklah berkhasiat dan sempurna kecuali darahnya dapat memenuhi satu gelas penuh. Hal ini karena darah yang diambil ialah darah yang telah rusak (minim oksigen). Di dalamnya terdapat sel-sel darah yang telah mati dan kotoran-kotoran. Sebagaimana kita katakan bahwa darah itu adalah darah kotor atau yang semisalnya, kita mengeluarkan darah kotor yang memberati tubuh (kerja paru-paru, jantung, dan ginjal). Kita mengeluarkannya lewat pembuluh pena agar dapat memperlancar aliran darah yang bersih, darah yang kaya oksigen, darah yang kosong dari kotoran-kotoran, kosong dari unsur-unsur rusak yang ada dalam pembuluh darah. Setelah itu orang yang dibekam akan merasakan semangat baru dan mempunyai gairah yang baru. Hal itu karena ada pembaharuan dari darah kotor (yang dibuang) lalu terjadi pembentukan darah baru yang bersih. Itulah hasil dari metode penyembuhan bekam dengan izin Allah Taala.
Tentu saja, darah hasil bekam kalau kita amati terlihat kehitaman. Terkadang terlihat juga unsur-unsur darah yang asing. Yaitu sel darah merah yang telah rusak, juga terlihat darah merah muda yang keruh. Darah itu kita sedot sampai darah itu telah berhenti mengalir, yang menandakan proses bekam telah selesai. Secara umum banyaknya jumlah sedotan minimal tiga kali. Atau lima kali sampai tujuh kali, ini cukup untuk menyempurnakan proses bekam. Kita sedot kemudian kita buang darahnya.
Mari kita perhatikan gelas, terlihat uap air di dalamnya. Ini menunjukkan adanya proses penyembuhan di dalam tubuh. Kita akan mengangkat gelas bekamnya sampai darahnya dapat dikuras. (Dilanjut ke bagian 3). [Tulisan lainnya dari saya dapat dilihat di http://asep-sofyan.blogspot.com dan http://bermenschool.wordpress.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar